Friday, June 10, 2011

Siapakah Ulama?




Masih wujudkah ulama sebenar di Malaysia?
Klik sini: merong
............. gelaran-gelaran yang terlalu mudah diberikan oleh org ramai kpd individu tertentu  terkadang menimbulkan fitnah gara2 ketidakmampuan individu tersebut membawa beban yg bersesuaian dgn gelaran yg diberikan.

Kadang2 menzahirkan pandangan yg negative kpd individu tersebut akibat mismatch diantara kemampuan beragama dgn gelaran yg diterima.
Jadi...

SIAPAKAH SEBENARNYA LAYAK DIGELAR ULAMA?
.... banyak perbedaan dalam menilai siapa ulama.  Untuk itu kita akan merujuk kepada penjelasan para ulama Salafus Shaleh dan orang-orang yang menelusuri jalan mereka.

Kata ulama itu sendiri merupakan bentuk jamak dari kata:
'Alim- yang bererti orang berilmu

Untuk mengetahui siapa ulama, kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan ilmu dalam istilah syariat.

Adapun makna ilmu dalam syariat lebih khusus iaitu - mengetahui kandungan Al Qur’anul Karim, Sunnah Nabawiyah dan ucapan para shahabat dalam menafsiri keduanya dengan mengamalkannya dan menimbulkan khasyah (takut) kepada Allah. 

Imam Syafi’i berkata: “Seluruh ilmu selain Al Qur’an adalah hal yang menyibukkan kecuali hadith dan fiqh dan memahami agama.
Ilmu adalah yang terdapat padanya haddatsana (telah mengkabarkan kepada kami - yakni ilmu hadits) dan selain dari padanya adalah bisikan-bisikan syaitan.” 
Ibnu Qoyyim menyatakan: “Ilmu adalah berkata Allah, berkata Rasul-Nya, berkata para shahabat yang tiada menyelisihi akal sehat padanya.” (Al Haqidatusy-Syar’iyah: 119-120) 

Dari penjelasan makna ilmu dalam syariat, maka:
Orang 'alim atau ulama adalah orang yang menguasai ilmu tersebut serta mengamalkannya dan menumbuhkan rasa takut kepada Allah Subhanahuwata'ala .

Oleh kerananya sebahagian ulama menyatakan ulama adalah orang yang mengetahui Allah Subhanahuwata'ala dan mengetahui perintah-Nya. Ia adalah orang yang takut kepada Allah Subhanahuwata'ala dan mengetahui batasan-batasan syariat-Nya serta kewajiban-kewajiban-Nya.

Rabi’ bin Anas menyatakan “Barangsiapa yang tidak takut kepada Allah bukanlah seorang ulama.”
Allah berfirman: “Sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah ulama .” (Fathir: 29)

Kesimpulannya, orang-orang yang pantas menjadi rujukan dalam masalah ini adalah yang berilmu tentang kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya serta ucapan para shahabat. Dialah yang berhak berijtihad dalam hal-hal yang baru. 

Ibnu Qoyyim, I’lam Muwaqqi’in 4/21, Madarikun Nadhar 155, Ibnu Majisyun, salah seorang murid Imam Malik mengatakan: 
“Dahulu (para ulama) menyatakan, ‘Tidaklah seorang itu menjadi Imam dalam hal fiqh sehingga menjadi imam dalam hal Al Qur’an dan Hadits dan tidak menjadi imam dalam hal hadits sehingga menjadi imam dalam hal fiqh.” (Jami’ Bayanil ‘Ilm: 2/818) 

Imam Syafi’i menyatakan: “Jika datang sebuah perkara yang musykil (rumit) jangan mengajak musyawarah kecuali orang yang terpercaya dan berilmu tentang al Kitab dan Sunnah, ucapan para shahabat, pendapat para ulama’, qiyas dan bahasa Arab. (Jami’ Bayanil ‘Ilm: 2/818)

Merekalah ulama yang hakiki, bukan sekadar pemikiran harakah, mubaligh penceramah, aktivis gerakan dakwah, ahli membaca kitabullah, ahli taqlid dalam madzhab fiqh, dan ulama su’ (jahat), atau ahlu bid’ah. Tapi ulama hakiki yang istiqamah di atas Sunnah. Wallahu a’lam.

'lebai' adalah gelaran bagi orang yang mengetahui hal-hal agama atau orang yang taat kepada agama.

ustaz” itu sebenarnya datang daripada bahasa Parsi yang membawa maksud Professor di Universiti-universiti di negara arab. 

Mengikut kefahaman di atas siapakah org yg popular di Malaysia ini yg layak bergelar Ulama yg sebenarnya.? 
www.asysyariah.com

No comments:

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...